Sebuah laporan paling baru yang telah dikeluarkan oleh salah satu perusahaan konsultan global di bidang SDM serta Organisasi, Korn Ferry telah mengungkapkan bahwa pada dasarnya gaji pokok di industri kimia yang ada di Indonesia lebih tinggi hingga 25% jika dibandingkan dengan industri atau sektor-sektor lainnya dikarenakan kurangnya akan tenaga ahli yang jumlahnya pun sangat signifikan.
Sebelumnya Korn Ferry telah mengeluarkan satu laporan yang berjudul “Global Talent Church” yang mengungkapkan 5 negara yang terdapat di Asia Pasifik kekurangan akan tenaga ahli yang paling signifikan, yaitu : Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, dan Singapura.
Hal ini jugalah yang menunjukkan bahwa dengan semua negara yang terlibat didalam penelitian tersebut, Indonesia dapat diperkiraan akan mengalami kekurangan dari segi tenaga kerja ahli yang paling signifikan yang terjadi di seluruh sektor-sektor industri dengan total kekurangan akan sebanyak 18 juta tenaga ahli di tahun 2030 yang dikarenakan adanya kesenjangan persediaan dari tenaga kerja ahli muda serta kebutuhan industrinya sendiri.
Industri kimia yang ada di Indonesia merupakan sebuah tulang punggung dari perekonomian Indonesia serta mendukung akan kegiatan manufaktur utama di dalam industri :
- Makanan dan minuman,
- Otomotif,
- Tekstil,
- Farmasi, dan
- Elektronik.
Industri Kimia Menghadirkan Berbagai Solusi Penting
Industri kimia juga merupakan industri sebagai penyedia solusi yang penting untuk berbagai tantangan-tantangan global seperti pertumbuhan populasi, perubahan iklim, hingga degradasi lingkungan.
Dengan latar belakang yang didapat ini, Satya Radjasa selaku Chairman & Managing Director Korn Ferry Indonesia mengatakan bahwa industri kimia yang ada di Indonesia saat ini sedang banyak berkembang dan sedang menghadapi sebuah tantangan mengenai permintaan akan tenaga kerja ahli dan dengan keahlian yang tepat tentunya.
Kebutuhannya tidak hanya sekedar professional saja, namun para profesional dituntut dengan keahlian di industri yang harus tepat.
Studi terbaru yang dilakukan oleh Korn Ferry mengenai SDM (Sumber Daya Manusia) didalam industry kimia yang ada di wilayah Asia Pasifik telah menunjukan bahwa telah lebih dari setengah perusahaan di industri kimia yang berada di Asia Pasifik pada saat ini sedang mengalami kekurangan akan insinyur serta tenaga ahli di bidang quality assurance.
Sementara itu juga dijelaskan bahwa telah lebih dari 40 persen perusahaan saat ini sedang mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga ahli di bidang R&D (Research and Development) serta di bidang produksi.
Khusus untuk di Indonesia, dikatakannya bahwa hal inilah yang menyebabkan proyeksi akan gaji pokok di industri kimia dalam negeri telah meningkat mencapai 8,3% di tahun 2019 jika dibandingkan dengan industri di sektor lain pada umumnya.
Angka ini juga telah membuktikan dan merupakan yang tertinggi kedua di wilayah Asia Pasifik setelah negara India yang diproyeksikan sebanyak 9,8%. Menurut Satya, dengan mengingat peranan akan industry kimia yang teramat penting bagi negara Indonesia dan negara-negara yang ada di Asean dan telah memiliki populasi lebih dari 600 juta jiwa, studi ini menjadi pembawa angin segar teruntuk industri kimia yang ada di Indonesia.
Jika dilihat menurut Cefic Chemdata Internasional, transaksi akan penjualan bahan bahan kimia yang terjadi di negara Indonesia pada tahun 2017 telah mencapai lebih dari Rp 693 triliun. Namun jumlah ini ternyata kurang sebanyak 2% dari penjualan penjualan bahan kimia secara global telah mencapai Euro 3.475 miliar.
Kunci yang harus dimiliki adalah harus dapat mengatasi dari ketergantungan bahan baku yang harus impor terkait erat dengan para efektivitas biaya ataupun merekrut lebih banyak lagi para profesional yang tentunya harus memiliki ide cemerlang dan selalu inovatif untuk dapat memenuhi akan semua kebutuhan industri yang tiap hari semakin meningkat.
Industri Kimia Masuk dalam Prioritas Pemerintah
Jadi tentu tidaklah mengherankan dan mengejutkan bahwa industri kimia saat ini telah mendapatkan prioritas di mata pemerintah. Kementerian perindustrian pun telah secara langsung mengidentifikasi sektor sektor kimia yang akan dijadikan sebagai salah satu dari semua atau lima sektor yang menjadi prioritas lainnya di dalam road map : Making Indonesia 4.0.
Salah satu upaya yang saat ini terus diupayakan dan dilakukan oleh pemerintah adalah menyiapkan SDM SDM (Sumber Daya Manusia) yang harus kompeten dan meliputi kerjasama antara Asosiasi Industri Petrokimia Indonesia dengan Kemenperin untuk project terbarunya yaitu menyiapkan tenaga tenaga ahli yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan di industri kimia.
Bagaimana dengan ulasan artikel diatas. Apakah kamu berminat belajar dan mendalami bidang di industri kimia ? jika kamu mempunyai kesempatan dan ingin lebih mendalami serta bekerja di sektor kimia, tentunya kamu tidak akan menyesal.
Belajar dan memahami hingga bekerja di industri kimia akan menjadikan karirmu melaju dengan kesuksesan yang tidak dapat dianggap sebelah mata. Gajinya pun merupakan gaji tertinggi kedua di Asean. Pastinya semangat terus untuk meraih cita-citamu.